Berburu Kuliner Khas Sunda di Punclut

Standar

Berburu Kuliner Khas Sunda di PunclutBandung –  Wisata Kuliner.  Banyak pelancong menjadikan Bandung sebagai tujuan wisata kuliner. Satu kawasan di Kota Mode yang paling sering disambangi pencinta kuliner adalah Puncak Ciumbuleuit Utara atau Punclut. Sebab di sepanjang jalan itu, deretan saung berdiri menyisir lereng bukit.

Meski bentuk bangunan sederhana, antrean pembeli tak pernah absen di muka saung. Hingga membuat pengendara yang melintas tertarik untuk ikut mencicip menu sajian di sana. Apalagi pemandangan siluet pegunungan dan bukit nan hijau mampu memanjakan mata.

Punclut memang terkenal sebagai kawasan kuliner khas Sunda sejak akhir 1980-an. Sejak itu, daerah ini tak pernah sepi. Bahkan kebanyakan kedai buka sepanjang 24 jam, sehingga wisatawan bisa menikmati kelezatan makanan Sunda kapan saja. “Kami tidak pernah libur, supaya nggak mengecewakan mereka yang datang dari jauh,” kata Adiana, pemilik Sangkan Hurip Saung Punclut II Mumunggang kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Jumat, 8 Agustus 2014.

Pada hari biasa, kebanyakan pengunjung merupakan pekerja kantoran, mahasiswa, dan pelajar sekitar Ciumbeleuit. “Tapi kalau akhir pekan atau liburan panjang, banyak pelanggan dari luar Bandung. Seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, dan kota lain,” katanya.

Pepes peda tulang lunak, pepes ikan mas, dan nasi merah menjadi makanan favorit para pelancong yang berkunjung ke kawasan Punclut, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Rozi/Plasadana.com)Satu pengunjung yang Plasadana.com temui adalah Nur Jannah. Pengunjung asal Cengkareng, Jakarta Barat ini kerap datang jika libur panjang tiba. “Saya suka masakan Sunda,” kata Jannah. “Sambal dan nasi merah di sini yang bikin saya ketagihan.”

Dari pantauan Plasadana.com, saung yang paling banyak dikunjungi wisatawan adalah Sangkan Hurip. Berdiri sejak 1988, rumah makan yang dikelola pasangan Idah dan Diah ini berdiri di atas lahan seluas 16 meter. Dan kini telah berkembang menjadi 50 meter.

Minat yang tinggi terhadap masakan Sunda, mendorong suami-istri ini memperluas bisnis dengan membuka cabang baru. “Namanya Sangkan Hurip Saung Punclut II Mumunggang,” ujar Adiana, sang anak yang bertanggung jawab di sana sehari-hari. “Jaraknya sekitar 15 menit dari lokasi pertama.”

Masakan Sunda yang ditawarkan di saung ini antara lain, pepes tahu, pepes peda tulang lunak, pepes ikan mas, ayam bakar, ayam goreng. Ada juga jengkol, petai, tahu, dan tempe goreng sebagai pelengkap. Semua makanan itu disajikan dengan sambal terasi super pedas dan nasi merah nan sehat. “Beras merahnya langsung saya pesan dari Cibesi, Subang,” katanya.

Sebagai kudapan, sembari menunggu makanan yang dipesan datang, Anda bisa memesan otak-otak bakar atau tutut bumbu kuning. Sementara untuk minuman, tersedia kelapa muda alias dogan dicampur susu. Tak tanggung-tanggung, demi memanjakan lidah para pelanggannya, Adiana memesan langsung kelapa muda dari Cianjur. “Kelapa ini rasanya sangat manis, meski disajikan tanpa susu,” ujar dia.

Restoran lain, Saung Sunda Teh Ita, juga meraup untung dari keramaian wisatawan. Dengan sajian mirip di Sangkan Hurip, Teh Ita bisa menghabiskan 300-500 porsi per hari. Jumlah ini meningkat pada akhir pekan dan libur panjang.

Jika ingin makan sambil menikmati keindahan Kota Bandung dari atas puncak, Anda bisa mengarahkan kendaraan ke Ciumbuleuit. Kira-kira sekitar tujuh kilometer dari arah pusat kota. Sedangkan dari Lembang, Anda bisa langsung mengambil ke arah Ciumbuleuit-Bandung.

Sumber:

Tinggalkan komentar